Kisah sebuah kereta Sport
>> Sunday, December 21, 2008
Seorang pemuda mengharapkan sebuah kereta sport dari ayahnya...lantas, si pemuda memberitahu keinginannya kepada ayahnya. Si ayah hanya tersenyum...si anak bertambah yakin jika ia mendapat kejayaan yang cemerlang dalam pengajiannya, ayahnya akan membelikannya kereta sport itu.
Beberapa bulan berlalu...ternyata si anak, dengan berkat kesungguhannya..memperoleh kejayaan cukup cemerlang..hatinya berbunga riang...satu hari...si ayah memanggil si anak..si ayah memuji anaknya...sambil menyatakan betapa bangga hati seorang bapa sepertinya dgn kejayaan si anak yang cukup cemerlang...si anak tersenyum puas...di ruang matanya terbayang kilauan kereta sport merah yang selama ini menjadi idamannya itu...si ayah yang bagaikan mengerti kehendak si anak, menghulurkan sebuah kotak yang berbungkus rapi dan cantik...si anak terkesima...sungguh...bukan itu yg diinginkannya...dengan hati yang berat...kotak itu bertukar tangan...matanya terarah kepada raut wajah ayahnya yang tenang, seolah-olah tidak dapat membaca tanda tanya yang bersarang di hatinya.... kemudian si anak membuka bungkusan kotak itu...penutup kotak dibuka...apa makna semua ini???..sebuah Al-Quran kecil, dgn cover kulit tinta emas menghiasi tulisan...si anak memandang ayahnya...terasa dirinya dipermainkan...amarahnya bangkit...nafsu mudanya bergelojak...
"Ayah sengaja mempermainkan saya?!...ayah bukannya sudah tahu betapa saya menyukai kereta sport merah itu?!!...bukannya ayah tidak mampu untuk membelinya?!!...Sudahlah Ayah!...bukan Al-Quran ini yang saya mahu!!”...bentaknya keras...Al-Quran itu dihempaskan ke atas meja kerja ayahnya...si anak terus meninggalkan si ayah..tanpa memberi kesempatan sedikit pun untuk si ayah bersuara...pakaiannya dikemaskan ke dalam beg...Lantas, dia meninggalkan rumah ayahnya...memulakan kehidupan baru dengan sekeping ijazah yang dimilikinya....
10 tahun berlalu..si anak kini merupakan seorang yang berharta...mempunyai perniagaan sendiri...dengan isteri yang cantik dan anak-anak yang sihat...cukup membahagiakan...namun hatinya tersentuh...sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak pernah menjenguk ayahnya...saat dia melamunkan fikirannya mengenai masa silam tiba-tiba telefonnya berdering...dan mengkhabarkan bahwa...ayahnya meninggal dunia semalam...dengan mewariskan semua hartanya kepada si anak...si anak diminta pulang untuk menyelesaikan segala yang berkaitan perwarisan harta...dan buat pertama kalinya setelah dia berkeluarga...si anak pulang ke rumah ayahnya...memperhatikan rumah yang menyimpan 1001 nostalgia dalam hidupnya...hatinya sedih..bertambah sedih lagi saat dia mendapati di atas meja kerja ayahnya...Al-Quran yang di hempaskannya dulu...bagaikan setianya hati ayahnya mengharapkan kepulangannya selama ini...perlahan-lahan langkahnya menuju ke situ...mengambil Al-Quran itu..membukanya dengan penuh keharuan...Tiba-tiba...jatuh sesuatu dari Al-quran itu...sebuah kunci...di muka belakang Al-Quran itu...sebuah sampul surat ternyata diselipkan di situ...kunci itu segera dipungut...hatinya tertanya-tanya...nyata sekali...di dalam sampul surat itu...terdapat resit pembelian kereta sport idamannya...dibelikan pada hari ia menerima segulung ijazah...dengan bayaran yang telah dilunaskan oleh si ayah,sepucuk warkah..tulisan tangan orang yang amat dikenalinya selama ini..hadiah teristimewa buat putera kesayanganku....air mata si anak menitis deras...hatinya bagai ditusuk sembilu..penyesalan yang amat mendalam...namun segalanya sudah terlambat...
Sekadar renungan bersama: Berapa banyak kita melupakan nikmat Allah, hanya semata-mata kerana nikmat itu tidak "dibungkus", didatangkan atau diberi dalam keadaan yg kita hajati?? Fikirkanlah bersama...
0 comments:
Post a Comment